Tuesday, May 20, 2008

Tentang Hypnotherapy

Hypnotherapy merupakan sebuah metode ilmiah. Tidak ada kaitan dengan unsur klenik apa pun, dan hypnotherapy merupakan penyembuhan tanpa penggunaan obat-obat kimia. Terapi ini menggunakan sugesti (saran) terhadap pikiran bawah sadar (subconscious mind / gelombang otak Alpha - Theta).

Subconscious mind (pikiran bawah sadar) adalah lawan dari conscious mind (pikiran sadar yang berada pada gelombang otak Beta). Kalau conscious mind dipenuhi dengan penilaian, tidak demikian dengan subconscius mind. Di sini Anda bisa jujur terhadap diri sendiri. Namun, pikiran bawah sadar ini teramat luas. Ia ibarat lautan, semantara pulau kecil yang tampak itulah pikiran sadar. Karena itulah keahlian seorang hypnotherapist sangat penting, agar penyebab masalah yang berada di pikiran sadar bisa diselesaikan melalui akses ke pikiran bawah sadar.

Kami hadir di Indonesia dengan maksud untuk memberi pelayanan hipnoterapi yang maksimal kepada masyarakat, dengan menggunakan metode-metode terapi yang telah disahkan oleh The American Phsycological Association. Terapis-terapis kami telah terakreditasi dan menjadi anggota dari organisasi-organisasi hipnoterapis terkemuka di Amerika Serikat dan Inggris.

Kami selalu akan berusaha memberikan pelayanan terbaik, namun kesembuhan yang hakiki hanyalah datang dari Allah SWT.Masyarakat selama ini cenderung menganggap hypnosis sebagai hal yang irasional, bahkan sebagai sesuatu yang magis dan mistis. Padahal, hypnosis sebenarnya merupakan fenomena rasional dan ilmiah, yang tidak perlu dianggap sebagai hal yang gaib, supranatural, atau bertentangan dengan akal sehat, atau ajaran agama.Hypnoteraphy merupakan salah satu cabang hipnosis yang dimanfaatkan untuk kepentingan penyembuhan, pengembangan diri dan lain-lain.

Cabang-cabang hypnosis lainnya adalah stage hypnosis (untuk hiburan), forensic hypnosis (untuk korban dan saksi dari suatu peristiwa kriminal), dan experimental hypnosis (hypnosis untuk penelitian dan eksperimen).

Melalui sejarah yang panjang. akhirnya pada tahun 1955, The British Medical Association mengakui hypnosis sebagai salah satu terapi medis yang sah. Sementara The American Medical Association mengakuinya sejak 1958. Dilanjutkan dengan pengakuan dari The American Psychological Association pada tahun 1960.Hypnotherapy merupakan salah satu bentuk psikoterapi dalam dunia psikiatri. Namun demikian, hipnoterapi juga bisa digunakan pada pasien nonpsikiatrik. Pengobatan model ini bisa digabungkan dengan jenis pengobatan lainnya. Banyak dokter terutama ahli bedah dan anestesi yang terlatih dalam masalah hypnotherapy. Demikian pula dokter gigi serta para perawat. Sayangnya, hingga kini masih banyak orang yang enggan menjalani hypnoterapy. Hal ini dikarenakan pengertian yang salah mengenai hypnosis dan hypnotherapy.

Klien Sebagai Subjek:Orang yang terhypnosis sebenarnya tidak berada dalam keadaan tidur yang sesungguhnya. Walaupun menggunakan perintah berupa kata 'tidur', kata itu tidak membuat pasien tidur sesungguhnya. Klien tetap dalam keadaan sadar, serta mampu mengobservasi perilakunya selama dalam keadaan trance. Ia menyadari segala sesuatu yang diperintahkan serta dapat menolak sesuatu yang bertentangan dengan keinginan atau norma-norma umum. Selain itu, sebelum proses ini dilakukan, telah ada kesepakatan antara klien dan hypnotherapist untuk menjalani penyembuhan melalui hypnotherapy.Melakukan hypnotherapy terhadap klien sama halnya dengan melakukan terapi lainnya. Klien harus tahu persis mengapa diperlukan bantuan hypnosis dalam terapinya, serta keunggulan apa yang didapatkan dibandingkan model terapi lainnya. Proses hipnoterapi juga harus dilakukan dengan jelas, terbuka, dan tanpa paksaan. Hypnoterapist sebagai fasilitator dan klien sebagai subjek perlu menjalani kerjasama yang baik sebelum proses hypnosis dimulai.

Menurut Dr. T. Erwin Kusuma, Sp.Kj (K), klien yang dihypnosis berperan sebagai subjek. Ini berarti pasienlah yang menentukan apa yang akan dilakukan. Sementara hypnotherapist hanya berperan sebagai fasilitator. Bila sudah terampil, lanjut dosen Hypnosis Kedokteran FKUI ini, pasien tidak perlu lagi peran fasilitator sehingga hypnosis bisa dilakukan sendiri (self hypnosis).Hypnotherapy merupakan salah satu bentuk psikoterapi dalam dunia psikiatri. Namun demikian, hipnoterapi juga bisa digunakan pada pasien nonpsikiatrik. Pengobatan model ini bisa digabungkan dengan jenis pengobatan lainnya. Banyak dokter terutama ahli bedah dan anestesi yang terlatih dalam masalah hipnoterapi. Demikian pula dokter gigi serta para perawat. Hypnosis di masa lalu indentik dengan kondisi tidur, terbaring, atau tidak bergerak. Pada masa kini, hypnosis lebih ditekankan pada kondisi relaksasi fisik dan mental (progressive relaxation). Program melalui sugesti yang diberikan kepada klien harus positif. Ini mengingat klien tidak memiliki kemampuan merangkum (sintesis) karena kecerdasan pikiran sadarnya menurun. Kasus seperti apa saja yang bisa mendapatkan hypnotherapy? Dr. Erwin mengungkapkan, klien dengan kasus stress, kecemasan, depresi dan fobia adalah yang paling sering ditangani dengan hypnotherapy. Hypnosis Kedokteran kini terbagi atas hipnopromosi (meningkatkan kesehatan dengan hipnotis bagi orang sehat), hipnoprevensi (mencegah gangguan kesehatan dengan hipnosis bagi orang sehat), hipnoterapi (penyehatan dengan hinosis bagi orang yang mempunyai masalah), serta masih ada hipnosis untuk rehabilitasi bagi orang cacat. Hypnosis juga digunakan di bidang kebidanan (hypnobirthing) dan kedokteran gigi (hypnodontics).Hypnotherapy dapat menghilangkan kebiasaan buruk seperti merokok, judi, kleptomania, trauma psikologis (kekerasan, perkosaan), serta dapat mempercepat penyembuhan ketergantungan narkoba. Di samping itu juga dapat membantu mengatasi luka bakar, melenyapkan timbulnya kutil, serta mampu menyembuhkan penyakit seperti asma, sinusitis, arthritis, mabuk laut, gangguan menstruasi, tekanan darah tinggi, stroke, impotensi, anorgasmia, mengatasi rasa sakit (kasus kanker, persalinan, dan pencabutan gigi). Hypnosis juga digunakan untuk mengatasi kecemasan di pikiran bawah sadar sehingga pasien mampu untuk menghadapi realitas, seperti pada kasus phobia, cemas, gangguan psikomatik, ataupun kebiasaan buruk. Klien diajak untuk relaks secara fisik dan mental dengan memusatkan perhatian melalui sarana fiksasi berupa suara, tatapan, dan sentuhan secara berulang dan monoton. Ini membuat klien merasa rileks dan semakin santai.

No comments: